Jumat, 14 Maret 2014

Asal Usul Tangkuban Perahu



Asal Usul Tangkuban Perahu
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya. Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
































Origin of Tangkuban Perahu
  In West Java, Bandung regency precisely in recreation there is a very beautiful place that is Mount Tangkuban Perahu . Tangkuban Perahu means boat upside down . Named because its shape resembles an upside-down boat . It is said that according to folklore parahyangan mountain was indeed an upside-down boat . Here is his story .
Thousands of years ago , the land Parahyangan led by a king and a queen who only had a daughter . The princess named Dayang Sumbi . She was very pretty and intelligent , unfortunately she is very spoiled . One day when he was weaving on the porch of the palace , Dayang Sumbi feel weak and dizzy . He dropped to the floor of the yarn spun many times . When pintalannya fall for the umpteenth time Dayang Sumbi became angry and swore , she would marry whoever wants to get pintalannya it . Right after the words were spoken oath , comes a magical dog named Tumang and submit it to the hand spun Dayang Sumbi . So inevitably , in accordance with his oath , Dayang Sumbi should marry the dog .
       Dayang Tumang Sumbi and live happily until they had a child in the form of a human child but have magic powers like his father . This child was named Sangkuriang . In its infancy , and accompanied Sangkuring a play by a dog named Tumang he knew only as faithful dog , not as a father . Sangkuriang grown into a handsome young man and gallant .
       One day Dayang Sumbi sent his son to hunt deer with dogs for the purposes of any party . After a long search with no results , Sangkuriang feel hopeless , but he did not want to disappoint her mother . So he is forced to take a bow and aimed it at Tumang . When he arrived home he handed Tumang meat on her . dayanng Sumbi who thought it was venison meat , was elated over his success .
       Soon after the party Dayang Sumbi Tumang remembered and asked her son where Tumang located. At first Sangkuriang feel scared , tapa finally he said what had happened to his mother . Dayang Sumbi became very angry , in a rage he hit Sangkuriang to pass out right on his forehead . For his actions that Dayang Sumbi expelled from the kingdom by his father . Fortunately Sangkuriang regained consciousness but her punches leave scars that are very wide in keningnya.Setelah adults , Sangkuriang went wandering to know the state of the outside world .
A few years later , Sangkuriang met a very beautiful woman .
       He immediately fell in love with the woman . The woman is his own mother , but they did not recognize each other . Sangkuriang proposed , Dayang Sumbi also accept gladly . The day before the wedding day , his fiancĂ©e while stroking hair , Dayang Sumbi see the wide scar on the forehead Sangkuriang , she finally realizes that she almost married his own son. Knowing that Dayang Sumbi try to thwart the marriage . After thinking hard he finally decides to propose marriage requirement which can not be granted by Sangkuriang . Condition is : Sangkuriang must create a dam that could cover the entire mountain, and make a boat to the dam down . All that must be completed before dawn .
       Sangkuriang start working . Her love is so great on Sangkuriang gave him a strange power . Not to forget he also uses the power he got from his father to summon the jinn and help . With mud and water from the soil they stem rivers and springs . Sometime before dawn , Sangkuriang cut down a large tree to make a boat . When Dayang Sumbi see that Sangkuriang almost completed its work , he prayed to the gods to thwart their work and accelerate the coming of morning .
       Rooster crows , the sun rises earlier than usual and Sangkuriang realized that he had been duped . With very angry he cursed Dayang Sumbi and kicking a homemade boat nearly so to the middle of the forest . The boat was there upside down , and formed Mount Tangkuban Perahu ( boat menelungkub ) . Not far from that place are the rest of the felled tree stump Sangkuriang , now we know him as the Mount stumps . Dams are made Sangkuriang cause the entire hill filled with water and formed a lake where Sangkuriang and Dayang Sumbi immerse yourself and not heard from again until now .

Batu Menangis



Legenda Batu Menangis
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".


…..Tamat…..






The Legend Of  Batu Menangis
In the hill away from the village , Kalimantan region lived a poor widow and a daughter .
The girl was very pretty lovely widow . But unfortunately , he had a very bad attitude . Now she was very lazy, never helped her mother do chores . It works just preen every day .time he asks something to the mother should be granted , regardless of the state of the poor mother , every day must toil looking for a bite of rice .
One day her mother asked her son down to the village to shop . The location of the village market so far , so they have to walk quite tiring . The girls walked strolled by wearing good clothes and primp for people on the street who see it will be admiring her beauty . While her mother walked behind , carrying a basket with a very dirty clothes . Because they live a secluded place , no one knew that the two women who run it is the mother and child .
When they began to enter the village , the villagers stared at them . They were so fascinated by the beauty of the girls , especially the village youth who do not get enough of looking at her face . But when he saw people walking behind her , starkly contrasts the situation . It makes one wonder .
Among those who saw it , a young man approached and asked her , " Hey , pretty girl . Was that runs behind the mother? "However , what the girls answer ?" No, " she said loftily . " He is a servant ! "
Both mother and child were then continued on . Not how much , again approached the young man and asked the girl child ." Hi , sweet . Was running behind you that your mother ? "" No, no , " answered the girl with a cock of his head . " He is budakk ! "
That's every girl you meet someone along the way who asked about his mother , it is always the answer . Her mother was treated as a servant or slave .
At first, the rebellious daughter to hear the answer if someone asked , the mother can still help myself . But after repeatedly hearing the same answer and that is very painful , eventually the poor mother could not help myself . The mother prayed .
" Oh my God , the servant can not take this insult . Bladder Child slaves slaves treated myself so how could such a manner . Yeah , god punish the rebellious child ! Punish him .... "
Of the power of God Almighty , her body slowly turns to stone of sin . That change starts from the feet . When the change has reached half of the body , the girl was crying for mercy to his mother .
" Oh , Mom .. mom .. forgive me , forgive your son for this iniquity . Mom ... Mom ... forgive your son .. " The girl continued to wail and cry pleading with his mother . However , everything was too late . The entire body of the girl was finally turned into stone . Even into stone , but one can see that his eyes still shed tears , as was crying . Therefore , the stone coming from the girl who got her mother 's curse called " Crying Stone " .







…..The End…..

Malin Kundang



Legenda Malin Kundang
Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.
Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.
Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.
Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.
Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.





…..Tamat…..


The Legend Of Malin Kundang
Once upon a time , there lived a family on the coast of Sumatra . Families that have a child named Malin Kundang . Because of their very poor family conditions , the malin father decided to go to the country side .
Hopefully malin and his mother , one day his father came home with a lot of money that will be to buy daily necessities . After months and months of malin 's father did not come , and finally pupuslah Malin Kundang and her mother's expectations .
Malin Kundang After growing up , he thought to make a living in the country side in the hope of later when returning home , he had become a wealthy man . At last Malin Kundang go sailing along with a merchant ship captain in his hometown that has been successful .
During his time on the ship , Malin Kundang lot to learn about seamanship on the crew who are experienced . Malin studied hard about shipping his friends who are more experienced , and finally he is very good at shipping .
Many had visited the island , up to one day in the middle of the journey , suddenly climbed Malin Kundang ships were attacked by pirates . All merchandise traders who were on the ship seized by pirates . Even most of the crew and people who were on the ship were killed by the pirates . Malin Kundang very lucky he was not killed by the pirates , because when it happened , Malin immediately hid in a small space that is enclosed by timber .
Malin Kundang float amid sea , until finally the host ship stranded on a beach . With the rest of the existing power , Malin Kundang walked to the nearest village from the beach . Arriving at the village, Malin Kundang helped by people in the village after previously telling what happened to him . Malin village where villagers stranded is very fertile . With tenacity and perseverance in work , Malin gradually managed to become a wealthy man . It has a lot of merchant ships with men of more than 100 people . After becoming rich , Malin Kundang marry a girl to be his wife .
After a long marriage, Malin and his wife set sail with a large and beautiful ship with the crew as well as a lot of bodyguards . Mother Malin Kundang that every day waiting on her , saw a very beautiful ship , the entry to the harbor . He saw two men who were standing on the deck of the ship . He believes that it is his standing Malin Kundang and his wife .
Malin Kundang was dropped from the ship . He was greeted by his mother . Once close enough , his mother saw right dilengan twelve injured person , the more convinced his mother that he was approached Malin Kundang . " Malin Kundang , my son , why did you go so long without sending you?" , He said , hugging Malin Kundang . But Kundang immediately release his mother's arms and pushed her to fall . " Women do not know myself , carelessly claimed as my mother ," said Malin Kundang mother . Malin Kundang pretended not to recognize her mother , because her embarrassment with the elderly and dressed in rags . "She's your mother ? " , Malin Kundang wife Tanya . " No, he was just a beggar who pretended to be claimed as my mother to get my treasure ," Malin said to his wife . Hearing statements and mistreated by her son , Malin Kundang 's mother was furious . He had not expected her to be rebellious child . Because of mounting anger , Malin 's mother lifted her hand and said, "Oh God , if he really my son , I sumpahi he became a rock " . Not long after strong winds and severe storms rumble came destroy the ship Malin Kundang . After that Malin Kundang body slowly becomes rigid and in time they finally shaped into a rock .




.....The End…..